Refleksi Hati: Cinta Kekasih

Seorang perawan desa sedang pergi untuk menemui kekasihnya. Ia melewati seorang Mullah yang sedang melakukan shalat. Karena tidak tahu, ia berjalan di depan Mullah itu, suatu hal yang dilarang oleh agama. Mullah itu sangat marah, hingga ketika gadis itu kembali lewat di dekatnya, ia memarahinya. 


Ia berkata. "Alangkah berdosanya, hai gadis muda, berjalan di depanku ketika aku sedang shalat.


Gadis itu berkata, "Apa artinya shalat?


Dijawab, "Aku sedang memikirkan Allah, Tuhan langit dan bumi.


Gadis itu berkata, "Maafkan aku, aku belum tahu Allah dan shalat bagi-Nya, tetapi tadi aku sedang berjalan menuju kekasihku dan memikirkan kekasihku, hingga aku tak melihatmu sedang shalat. Aku heran bagaimana anda yang sedang memikirkan Allah dapat melihatku?


Perkataan gadis itu sangat berkesan pada Mullah hingga ia berkata, "Sejak saat ini, hai gadis, engkau adalah guruku. Akulah yang harus belajar darimu."

Coba Cari Maknanya.

Anda dan saya diciptakan dengan suatu kapasitas untuk mencapai hal-hal tertentu.

Anda dan saya diciptakan dengan tugas untuk memenuhinya.

Jika tidak, kita akan mengalami stres seperti banyak orang lain yang mengalami hal
yang sama.

Uang dan kekayaan memang penting, tapi hal itu tidak boleh menjadi hal yang utama
dalam hidup.

Manusia yang hidup di dunia tanpa mempunyai harta MEMANG akan merasakan kesunyian,

Tapi jika orang yang hidup hanya mengejar harta, ia akan MATI SIA-SIA.

Kenali dirimu dan semua potensi yang bisa kau capai, dan kerja keraslah untuk itu.

Kesuksesan sejati adalah mencapai secara maksimal semua potensi dan tujuan hidup.

Tujuan hidup yang tidak tercapai adalah sebuah kegagalan, dan tidak memiliki tujuan
hidup adalah sebuah tragedi.

Capailah semua potensi dan tujuan hidupmu, maka engkau akan menjadi inspirasi bagi
setiap orang, sama seperti lampu yang menerangi setiap sudut ruangan.

Berikan yang terbaik dari semua itu kepada dunia, dan engkau akan menerima
yang terbaik juga sebagai balasan.

Datang Melalui Jendela Waktu

pepatah tua Irlandia

Ambillah waktu untuk berfikir
Itu adalah sumber kekuatan
Ambillah waktu untuk bermain
Itu adalah rahasia masa muda yang abadi
Ambillah waktu untuk membaca
Itu adalah sumber kebijaksanaan
Ambillah waktu untuk berdo'a
Itu adalah kekuatan terbesar di bumi
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai
Itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan
Ambillah waktu untuk bersahabat
Itu adalah jalan menuju kebahagiaan
Ambillah waktu untuk tertawa
Itu adalah musik yang menggetarkan jiwa
Ambillah waktu untuk memberi
Itu adalah waktu yang sangat singkat untuk
kepentingan diri sendiri
Ambillah waktu untuk bekerja
Itu adalah nilai keberhasilan
Ambillah waktu untuk beramal
Itu adalah Kunci menuju Surga
(Diambil dari buku Percaya Cinta Percaya Keajaiban karya Gede Prama

Kidung Rumekso Ing Wengi

By Kanjeng Wali Sunan Kalijogo


Ana kidung rumeksa ing wengi,
Teguh ayu luputa ing lara,
Luputa bilahi kabeh,jin setan datan purun,
Paneluhan tan ana wani, miwah panggawe ala,
Gunane wong luput, geni anemahan tirta,
Maling adoh tan ana ngarah ing kami, guna duduk pan sirna.
Sakehin lara pan samja bali,
Sakehing ama sami miruda, welas asih pandulune,
Sakehing bradja luput, kadi kapuk tibanireki,
Sakehing wisa tawa, sato kuda tutut,
Kayu aeng lemah sangar songing landak,
Guwaning mong lemah miring, mjang pakiponing merak.

Pagupakaning warak sakalir,
Nadyan artja mjang sagara asat,
Satemah rahayu kabeh, dadi sarira aju,
Ingideran mring widhadari, rinekseng malaekat,
Sakatahing rusuh, pan dan sarira tunggal,
Ati Adam utekku Bagenda Esis, pangucapku ya Musa.

Napasingun Nabi Isa luwih,
Nabi Yakub pamiyarsaningwang,
Yusuf ing rupaku mangke,
Nabi Dawud swaraku,
Yang Suleman kasekten mami,
Ibrahim nyawaningwang,
Idris ing rambutku, Bagendali kulitingwang,
Abu Bakar getih, daging Umar singgih, balung Bagenda Usman.

Sungsumingsun Fatimah Linuwih,
Siti Aminah bajuning angga,
Ayub minangka ususe, sakehing wulu tuwuh,
Ing sarira tunggal lan Nabi, Cahyaku ya Muhammad,
Panduluku Rasul, pinajungan Adam syara",
Sampun pepak sakatahing para nabi, dadi sarira tunggal.
Wiji sawiji mulane dadi, pan apencar dadiya sining jagad,
Kasamadan dening Dzate, kang maca kang angrungu,
Kang anurat ingkang nimpeni,
Rahayu ingkang badan, kinarya sesembur,
winacaknaing toja, kinarya dus rara tuwa gelis laki, wong edan dadi waras.

Lamun arsa tulus nandur pari puwasaa sawengi sadina,
Iderana gelengane, wacanen kidung iki,
Sakeh ama tan ana wani,
Miwah yen ginawa prang wateken ing sekul,
Antuka tigang pulukan, mungsuhira lerep datan ana wani, teguh ayu pajudan.
Lamun ora bisa maca kaki, winawera kinarya ajimat,
Teguh ayu penemune, lamun ginawa nglurug,
Mungsuhira datan udani, luput senjata uwa,
Iku pamrihipun, sabarang pakaryanira,
Pan rineksa dening Yang Kang Maha Suci, sakarsane tineken.

Lamun ana wong kabanda kaki,
Lan kadenda kang kabotan utang, poma kidung iku bae,
Wacakna tengah dalu, ping salawe den banget mamrih,
Luwaring kang kabanda, kang dinenda wurung,
Dedosane ingapura, wong kang utang sinauran ing Yang Widdhi, kang dadi waras.

Sing sapa reke arsa nglakoni, amutiha amawa,
Patang puluh dina wae, lan tangi wektu subuh,
Lan den sabar sukur ing ati,
Insya Allah tineken, sakarsanireku,
Njawabi nak - rakyatira,
Saking sawab ing ilmu pangiket mami, duk aneng Kalijaga

horeeee

saya punya blog